Jumat, 07 Juli 2017

Hajat Penggantian Nama Jurnal

Hajat Penggantian Nama Jurnal

[ JJB: Jurnal Jomblo Berprinsip ke#13]

     Sumber foto:http://goowes.co/2016/10/27/


Sebulan lebih blog ini tak tersentuh tangan saya. Saya merasa menjadi kesatria yang kalah di medan pertempuran sengit dengan komitmen saya yang saya tulis dijurnal sebelumnya. Saya berjanji pada diri sendiri akan rutin menulis jurnal diblog ini paling tidak seminggu sekali. Namun pada kenyataannnya lebih dari sebulan blok ini nyaris tak saya sentuh. Nggak kebayangkan andaikan blog ini diibaratkan cewek dan sudah satu bulan lebih saya cuekin, pastilah sudah berpaling ke lain hati he.

Dijurnal ke#13 ini alhamdulillah saya seperti mendapatkan sebuah wangsit (baca:ilham) untuk mengubah judul jurnal saya diblog ini. Yang seperti diketahui bahwa postingan-postingan sebelumnya saya memberi judul jurnal dengan nama JJM (Jurnal Jomblo Mulia) yang nanti akan saya rubah menjadi JJB (Jurnal Jomblo Berprinsip). Penggantian nama ini bukan tanpa alasan. Salah satu alasan yang mendasarinya adalah saya rasa terlalu naif jika saya menyebut diri sebagai jomblo mulia. Karena memang pada kenyataannya terlalu jauh dari apa yag dikatakan mulia. Pastinya terlepas dari makna dari jomblo yang pada hakikatnya memang mulia seperti yang telah saya ulas di jurnal sebelumnya yang berjudul Jomblo Itu Bukan AIB . Ini mungkin sebagai muhasabah diri saya selama ini. Akhir-akhir ini saya akui banyak melakukan kekhilafan dan dosa yang membuat hati saya menjadi gundah gulana. Kosa kata "gundah gulana" ternyata tak hanya bersandingan dengan masalah cinta saja. Tapi dosa-dosa yang kita lakukan juga akan menggelapkan hati kita sekaligus mebuat hati ini menjadi gelisah.

Saya sepertinya telah terjebak dalam lingkaran setan yang berkepanjangan. Hingga berkali-kali mengulangi dosa yang serupa. Tidak perlu saya publikasikan dosa seperti apa yang telah saya lakukan hingga saya menyesalinya seperti ini. Biarlah ini menjadi rasahasia antara aku dengan Allah SWT saja, mungkin dengan beberapa teman dekatku saja. JJB (Jurnal Jomblo Berprinsip) ini mungkin lebih tepat untuk menggambarkan keadaanku saat ini. Yang memang pada awalnya saya memutuskan berstatus single (baca: jomblo) itu karena sebuah prinsip bukan nasib. Ya mudah-mudahan saya tidak gampang khilaf untuk merubah status saya ini terkecuali saya memang sudah benar-benar siap untuk mengakhiri ke-jomblo-an saya. Dan yang paling penting Allah telah mempertemukan dengan bidadari pilihanNya untuk saya. hehe. Sudahlah.. muhasabah kok malah jadi ngomongin jodoh haduh Ya Allah maafkan hamba khilaf.. Didalam jurnal ini saya berkeinginan untuk hanya menulis dengan berdasarkan apa yang telah saya alami dengan cara 3M (Membaca, merasa dan melakukan) untuk kemudian menulisnya based on true story.

Pagi tadi ketika saya membaca beberapa ayat Alqur'an saya menemukan salah satu ayat dalam surat Ar-Ra'd: 11 yang kurang lebih artinya seperti ini "Sesungguhnya Allah tidak merubah apa-apa/ keadaan yang ada pada suatu kaum (ma biqoumin), hingga mereka mengubah apa-apa/ keadaan yang ada pada jiwa-jiwa mereka (ma bi anfusihim)". Hati saya terketuk untuk menyadari bahwa rutinitas dosa-dosa yang telah saya lakukan selama ini hingga yang semakin menjauhkan dari kata "mulia" itu karena sikap saya yang cenderung enggan merubah diri (jiwa) saya sendiri. merubah kebiasaan buruk yang selama ini saya lakukan. Saya sungguh takut kalau mendapatkan lebel sebagai orang yang munafik. Saya ingin jujur terutama kepada diri saya sendiri bahwa saya ini naif dan banyak dosa. Hingga saya berharap saya bisa menemukan teman-teman yang busa mengingatkan atas kesalahan yang saya perbuat, bukan hanya memuji kebaikan saya. Teman-teman yang saling menguatkan untuk merubah diri ini keluar dari apa yang disebut "lingkaran setan". Tapi saya begitu yakin bahwa hidup saya dimasa depan adalah yang saya pikirkan dan lakukan saat ini, bukan berdasar apa yang saya pikir dan lakukan dimasa lalu. Saya ingin hari ini lebih baik dari hari kemaren. Karena saya sama sekali tidak ingin menjadi orang yang merugi dikemudian hari.

8 Juli 2017 | Budi Setiawan