Selasa, 18 Februari 2020

Berbagi Bukan Hanya Soal Materi

[ JJB Ke #27 ]


Sumber gambar: marketeers.com


Banyak yang bilang dengan kita berbagi maka kita akan jauh lebih bahagia. Saya rasa itu benar adanya. Pasalnya ketika kita berbagi maka secara otomatis kita telah mengeluarkan energi-energi positif dalam diri kita untuk kemudian menularkannya ke orang lain lewat aktivitas berbagi tersebut. Sejalan dengan teori Hukum Kekekalan Energi (HKE), saat kita mengeluarkan energi positif, maka dipastikan yang kembali pada diri kita adalah energi positif. Dalam kasus ini energi positif yang dikeluarkan saat berbagi akan mendatangkan energi positif juga berupa kebahagiaan tersebut.

“Sharing is caring” berbagi itu peduli, begitu kata orang-orang. Berbagi adalah suatu aktivitas wujud kepedulian kita terhadap sesama, sebagai bentuk tanggung jawab kita sebagai makhluk sosial. “Zoon Politicon” begitu Aristoteles mengistilahkan manusia sebagai hewan yang bermasyarakat. Maka tak ayal, semenjak kecil kita telah diajari untuk berbagi dengan teman-teman sebaya kita baik itu berupa makanan, mainan dan bersikap adil ketika sedang bermain. Kala itu berbagi menjadi hal yang sangat menyenangkan, dalam benak kita kalau hari ini memberi besuknya akan menerima. Atau setidaknya kita punya hak untuk menerima kembali buah dari apa yang kita beri.

Tentang keihklasan saat memberi mungkin lambat laun baru kita pelajari prakteknya saat kita menginjak usia dewasa. Ketika tahu bahwa membagi adalah bentuk dari shodaqoh yang harus disertai dengan keikhlasan, ketika tahu dan sadar bahwa membagi itu bukan hanya soal “hutang-saur”. Dan ketika memahami bahwa aktivitas membagi itu bukan hanya soal materi namun bisa berbentuk pemikiran, saran, pendapat, kritik, motivasi, informasi dan lain sebagainya.

Terlebih dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, kita lebih dimudahkan untuk berinteraksi dengan berbagai orang diberbagai belahan dunia dan pelosok negeri hanya dengan menggunakan media smartphone yang kita miliki. Dengan fitur share kita bisa berbagi informasi dan pemikiran lewat bergai kanal seperti Whatshapp, facebook, twitter, instagram dan blog hanya dengan sentuhan jari jemari kita di gadget.

Sharing/share adalah istilah ketika pengguna internet membagikan sebuah informasi/file di internet untuk bisa diketahui secara luas oleh pengguna internet lainnya. Dengan internet kita bisa membagikan berbagi macam informasi dan file dengan cepat dan mudah. Tak hanya itu, aktivitas ini juga bisa mempengaruhi teman atau orang yang menjadi target berbagi kita untuk membagikan pula ke orang lain hingga bisa berdampak lebih luas dengan begitu cepat. Andai yang kita bagikan bisa memberi manfaat dan berdampak sosial yang lebih baik, maka kita bisa disebut influencer positif.

Namun, seringkali karena terlalu mudahnya berbagi, kita tidak melakukan penyaringan terlebih dahulu terhadap informasi yang kita dapat. Sehingga banyak sekali informasi bohong (hoax), ujaran kebencian (hate speech), konten-konten sampah yang tidak mencerdaskan terbagikan di media sosial dan internet. Maka dari itu perlu adanya verifikasi terhadap info atau tulisan yang dibagikan  agar tidak termakan berita hoaks. Niat mulia untuk berbagi jangan sampai berujung dibui, seperti kasus yang banyak terjadi belakang ini.

Pada dasarnya saya menyenangi aktivitas berbagi, terutama yang lebih sering berbagi apa yang saya tahu lewat media sosial, wa, blog, diskusi dan termasuk yang belakangan saya tekuni yaitu menulis buku. Berbagi yang lain kadang masih terasa berat, seperti uang misalnya. Apalagi sumber pemasukan saya dari kerja dan jualan buku , terbilang belum begitu banyak. Akan tetapi saya harus tetap mensyukurinya supaya nikmatnya ditambah. Amin.

Aktifitas berbagi  tersebut memang saya tujukan agar apa yang saya tahu tidak berakhir di diri sendiri hingga pada akhirnya dicap sebagai orang yang “pelit ilmu” naudzubillah. Saya ingin informasi itu bisa dikonsumsi oleh orang-orang yang membutuhkannya baik saat ini atau suatu saat nanti. Hingga sang penerima bisa memperoleh manfaat dari apa yang tengah saya bagikan. Sudah pasti senang rasanya ketika kita bisa menjadi jalan untuk mewujudkan kebahagiaan orang lain. Sebab, dengan demikian semoga kehidupan saya di dunia ini bisa lebih sedikit berarti dan tak terkesan hanya sebatas “mampir ngombe” saja.

Sidoarjo, 18 Februari 2020 || Budi Setiawan