Senin, 24 April 2017

Mencari Sebuah Ritme Hidup Didalam Organisasi

#JJM Ke 9

Mencari Sebuah Ritme Hidup Didalam Organisasi

“Sebatang panah akan mudah patah, tetapi tidak dengan sepuluh di dalam sebuah kemasan”- Pepatah Jepang

Dok. Tim Jurnalis Mahardhika





Dari kutipan pepatah Jepang diatas kita bisa memetik sedikit makna tentang sebuah organisasi. Makna yang terkandung disini adalah kita akan lebih kuat jika melakukan suatu pekerjaan secara bersama-sama untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. Sebaliknya jika kita bersikap individualis kita akan lemah, karena sejatinya kita hidup didunia ini adalah sebagai makhluk sosial disamping sebagai makhluk individualis. Hal itulah yang menyebabkan timbulnya sebuah organisasi. Together we achive more, dengan kebersamaan tim kita akan dapat memperoleh sebuah prestasi dalam organisasi. Kata-kata ini awalnya saya dapatkan saat bekerja disebuah perusahaan yaitu di PT.Arta Boga Cemerlang Surabaya. Dan inilah salah satu quotes yang membuat saya semangat berorganisasi dikampus STIE Mahardhika Surabaya. Seringkali saya memberikan quotes ini sebagai hastag dimedia sosial dalam rangka untuk membangkitkan semangat kebersamaan dalam organisasi khususnya bagi penulis sendiri. Ya, syukur-syukur kalau teman-teman pembaca ada yang merasa termotivasi dengan tulisan tersebut saya anggap itu bonus,he.

Sebagai mahasiswa kadang kita bingung mau menentukan jadi mahasiswa yang seperti apa. Mau aktif kuliah doang, aktif diorganisasi, atau dua-duanya. Biasanya yang sulit menentukan pilihan tersebut adalah mahasiswa baru. Dilema gitu bawaannya. Kalau masuk masuk takutnya nggak bisa bagi waktu, kalau nggak daftar takutnya nyesel.hehe. Awal kuliah dulu, saya juga bingung mau gabung UKM atau Organisasi apa. Soalnya kakak-kakak senior pada waktu itu mempromosikan UKM dan organisasinya sama-sama menarik dan bisa menarik perhatian maba, saya kira dilihat dari cara pembicaraannya sepertinya mereka fresh gradute agen MLM sehingga bisa mempersuasive audiens yang ada. Berawal dari rasa penasaran dan semangat yang membara akhirnya para mahasiswa baru yang notabenenya belum tahu kehidupan kampus sebenarnya (masih polos ceritanya) daftarin diri ke UKM dan organisasi yang membuat mereka tertarik. Pada waktu itu saya daftarin diri masuk UKM jurnalis karena saya anggap ada ketertarikan dengan UKM tersebut. Alasan saya masuk UKM itu adalah saya ingin punya keahlian dalam bidang tulis menulis, terlebih sebelumya hobi saya suka membaca. Jadi saya pikir waktu itu hobi membaca sebaiknya disandingkan dengan hobi menulis, biar jodoh kali ya.he

Alasan teman-teman yang lain ikut bergabung di UKM dan Organisasi pun juga berbeda-beda. Pertama memang karena sudah ada niat entah itu mencari pengalaman baru, mencari teman baru, mencari kegiatan baru, atau hanya sekedar mencari gebetan baru dengan syarat dan ketentuan berlaku (Khusus buat jomblo) eh. Yang kedua mungkin karena ingin mencari popularitas biar cepat dikenal sama teman-teman mahasiswa yang lain dan juga dosen. Tapi menurut saya apapun motifnya, gabung di organisasi atau UKM itu baik. Walaupun sebenarnya motif atau niat yang baik menurut ajaran Islam adalah untuk mencari ilmu dan pengalaman yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, seperti yang telah dijelaskan oleh Syech Azzarnuji dalam kitab ta’alimul muta’alimnya dalam bab niat. Selain itu daripada kita keluyuran gak jelas, ngopi sambil rokoan di warkop , mabuk-mabukan di-bar, atau malah kegiatannya hanya scroll layar hp di dalam kamar berharap ada yang nge-chat padahal jomblo kan lebih baik ikut UKM atau organisasi. Iya,nggak?. Makanya yang sudah ada niatan masuk organisasi atau UKM jangan ragu untuk daftar. Segera take action mumpung masih muda. Oke, kalau udah pada daftar saya lanjut ceritanya ke pengalaman.

Pengalaman Organisasi dan UKM
Sumber foto:anakuntad.com/2015/07/4

Sebenarnya apa sih organisasi itu? Menurut wikipedia.org organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Berbicara tentang pengalaman organisasi sebenarnya saya mulia mengenal dan masuk organisasi itu waktu kelas dua SMP. Waktu itu saya mengikuti organisasi kemasyarakatan yaitu Persaudaraan Setia Hati Terate sebuah organisasi yang berfokus pada pencak silat, persaudaraan antar warga dan falsafah-falsafah yang telah diajarkan oleh pendirinya. Untuk yang di dalam sekolah saya mengikuti Osis dan menjabat sebagai wakil akan tetapi waktu itu Osis di smp saya masih jarang mengadakan meeting bersama ataupun mengadakan sebuah acara. Bisa dibilang waktu itu ke-Osis-an saya masih bisa dipertanyakan. Karena mungkin waktu itu OSIS di SMP saya belum begitu terorganisir dan hanya sebagai formalitas saja. Kemudian saya melajutkan sekolah di Madarasah Aliyah YP.KH.Syamsuddin dalam naungan sebuah pondok salaf di kota Ponorogo. Disitu semangat ke-organisasian saya bangkit lagi. Dan lagi-lagi saya bergabung di Osis, pada waktu itu menjabat sebagai bendahara II. Disini saya baru merasakan aura organisasi yang berbeda jauh dari OSIS yang pernah saya ikutin diwaktu SMP. Selain itu saya juga ikut dikegiatan pramuka BANTARA. Bantara kepanjangan dari Bantuan Tenaga Rakyat. Yang merupakan Tanda Kecapakan Umum (TKU) dari golongan pramuka tingkat Penegak. Kemudian diwaktu kelas dua MA saya sudah mengikuti empat organisasi sekaligus. Dari 4 organisasi itu Alhamdulillah saya diberi amanah untuk menjadi pengurus semua. Mulai dari OSIS saya menjabat sebagai Ketua, Pramuka BANTARA sebagai bendahara I, OSIPP (Organisasi Santri Intra Pondok Pesantren) sebagai ( maaf yang ini Saya lupa hehe), dan Safid (Sanggar Kaligrafi Durisawo) Sebagai Humas. Kebetulan waktu itu SAFID (Sanggar Kaligrafi Durisawo) itu baru dibuka dipondokku. Sehingga saya perlu menerapkan prinsip Win-win Solutions disaat dua atau tiga organisasi itu mengadakan acara dalam waktu yang sama. Terkecuali untuk OSIS pasti selalu saya prioritaskan karena memang saya harus sadar sebagai ketua tanggung jawab saya lebih besar dari yang lain.

Dok.Jurnalis Mahardhika

Keinginan untuk aktif dan masuk dalam aktivitas organisasi berlanjut juga diwaktu saya menginjak bangku kuliah. Dan seperti yang kita ketahui bersama dikampus terdapat banyak sekali organisasi dan UKM yang ada. UKM di sini bukan Usaha Kecil Menengah ya, tapi Unit Kegiatan Mahasiswa,he. Akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti UKM Jurnalis seperti yang saya ceritakan diawal. Disini tahun pertama masuk jurnalis masih jarang diadakan acara dan meeting, terhitung waktu itu kurang lebih hanya lima kali pertemuan dalam satu tahun. Bisa dibilang jurnalis waktu itu hanyalah semi aktif, atau bisa dikatakan hampir punah. Tapi yang membuatku terkesan adalah saat saya pertama kalinya diminta kakak pengurus untuk membuat wawancara dan berita mengenai profil seorang dosen namanya bu Wulandari Hardjanti dikampus saya. Jujur waktu itu saya senang banget ketika berita hasil wawancara dosen itu terpasang dimading, serasa benar-benar sudah menjadi jurnalis beneran,he. Menginjak tahun berikutnya tepatnya di semester tiga, estafet kepemimpinan Jurnalis diteruskan oleh mbak Angelin Selin sebagai ketua. Atas inisiatif beliau dan teman-teman lain akhirnya kita membuat struktur kepengurusan Jurnalis yang baru. Berbekal semangat yang membara, kita ingin menghidupkan kehidupan pers dikampus kembali. Program-rogram kerja yang sebelumnya berhenti kita jalankan kembali dan bahkan kita tambahi. Waktu itu saya ditunjuk untuk menjadi pengurus Koordinator mading dan berlanjut sampai sekarang. Tapi walaupun begitu, saya tidak puas hanya fokus dimading saya mencoba selalu sempatkan waktu untuk membuat artikel berita dari wawancara dengan narasumber ataupun artikel-artikel lain yang bersifat informatif. Karena saya mulai sadar bahwa roh dari UKM Jurnalis itu adalah sebuah tulisan, terutama berita. 


Dok.Hipmi PT STIE MAHARDHIKA


Untuk Organisasi saya memilih masuk di HIPMI PT (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi). Saya masuk di Hipmi bukan berarti saya udah punya usaha, sama sekali belum. Karena dalam persyaratan masuk tidak harus mempunyai usaha dulu, dan kebetulan waktu sekolah di Madrasah Aliyah dulu saya punya impian ke depan ingin jadi pengusaha, sebagai proses awal untuk mewujudkan impian itu akhirnya saya daftarlah di Hipmi PT. Sekitar satu semester berjalan saya menemukan banyak ilmu di dalam Hipmi. Menurut saya Hipmi acaranya keren-keren. Kenapa demikian? Karena salah satu alasannya adalah acara Hipmi seperti nongkrong produktif, kopi bisnis, cangkruk produktif banyak diadakan dicafe-cafe. Selain itu juga pembicaranya sudah pasti berbobot dan sudah punya usaha-usaha sendiri yang sedang berkembang. Dan yang membuatku senang adalah acara-acara seperti itu free bahkan sering juga dapat minum gratis. Yang paling menyenangkan bisa bertemu dengan mahasiswa-mahasiswa dari universitas lain di Surabaya, sehingga bisa menambah teman,networking dan bisa saling bertukar pikiran. Mungkin barangkali juga bisa menambah daftar nama-nama calon masa depan kita nanti, itupun jika beruntung. Eaaa.. Setelah satu semester berjalan saya tiba-tiba ditunjuk juga sebagi pengurus bagian Humas. Sebenarnya waktu itu saya sempat menolaknya dengan dalih kalau saya belum punya pengalaman banyak dibidang wirausaha dan kebetulan saya juga pengurus di UKM Jurnalis. Tapi karena sedikit dipaksa (maaf) akhirnya saya meng-iyakan tawaran itu. Ya, harapannya semoga saya bisa mengemban amanah ini dengan baik. Dan seperti yang kita ketahui bersama menurut Rasulallah SAW. “Manusia yang terbaik adalah yang bermanfaat bagi orang lain”. Semoga saja apapun organisasi dan UKM yang kita ikutin bisa menambah pengalaman dan manfaat bagi kita dan orang-orang disekitar kita. Seperti halnya sabda Rasulallah SAW.Tersebut. Aamiiin.

Sidoarjo, 24 April 2017 | Budi Setiawan





Kamis, 13 April 2017

DOA UNTUK NEGERI

#JJM Ke 8

Do’a Untuk Negeri

“Tidaklah berkumpul suatu kaum sambil berdzikir sambil berdzikir kepada Allah ‘azza wajala kecuali para malaikat mengelilingi mereka, rahmat menyelimuti mereka, dan ketenangan hati turun kepada mereka, dan Allah menyebut (memuji) mereka dihadapan makhluk yang ada di sisi-Nya” (H.R. Muslim)

Sumber gambar: Sigit Waskito TV9 Nusantara


Gemah zikir terdengar lantang oleh ratusan ribu warga Nahdliyyin yang memadati area GOR Delta Sidoarjo dalam acara Istighozah  Kubro pada minggu (9/4/2017) yang lalu. Lantunan Do’a-doa yang dipanjatkan oleh para Kyai sepuh NU dan ratusan ribu warga Nahdlatul Ulama itu membuat hati ini serasa bergetar. Lantas perhelatan akbar warga Nahdliyyin itu mendapat sorotan dari berbagai pihak. Hal ini memang sesuatu yang sangat wajar sekali lantaran perhelatan tersebut dihadiri tidak hanya hitungan ratusan warga Nahdliyyin tapi sampai ratusan ribu. Bahkan, sampai meluber ke luar stadion dan bahu jalan raya.

KH.Hasan Mutawakil Alallah selaku Ketua PWNU Jatim menyebutkan bahwa istighosah Akbar tersebut tidak semata-mata digelar untuk merayakan harlah NU yang ke 94 saja, melainkan juga untuk mendo’akan  bangsa agar terhindar dari macam perpecahan yang belakangan ini mengemuka dipermukaan. “Kiai NU tentu beda dengan yang lain, demo Kiai NU digelar dengan Istighozah, doa bersama,” papar KH. Mutawakil saat membuka Istighozah Kubro di GOR Delta Sidoarjo pada minggu, seperti yang tertera di kelanakota.suarasurabaya.net.

Berdasarkan pada keterangan beliau. Kiai NU tidak hanya mengurusi perihal agama saja melainkan juga turut memikirkan masalah bangsa dan negara. Istighosah ini juga merupakan bagian dari peran NU agar bangsa tetap rukun dan lebih sejahtera. Terlepas dari itu jika kita cermati di media sosial banyak golongan yang saling mengkafirkan-kafirkan sesama muslim. Tidak hanya itu banyak juga diantaranya yang menggembor-gemborkan ingin mendirikan negara Islam di Indonesia padahal seperti yang kita ketahui bersama Ulama-ulama Nu menyatakan bahwa NKRI, Pancasila, UUD 45, dan Bhinneka Tunggal Ika adalah sudah final, negara ini negara bangsa, bukan negara agama.

Sumber gambar: Dok.Pribadi


Harapan kita adalah semoga doa para kyai dan warga Nahdliyyin yang terbingkai dalam sebuah tema besar “ membuka pintu langit menggapai nurullah (Cahaya Ilahi)” tersebut bangsa kita ini diberikan keselamatan, kesejahteraan dan kemakmuran. Selain itu semoga saja bencana sosial  yang menimpa bangsa ini ada jalan keluarnya. Amin.. Tak ada lebih indah dari kata “semoga” yang kemudian kita aminin bersama.^-^

Sidoarjo, 14 April 2017 | Budi Setiawan


Jumat, 07 April 2017

Keinginan Perpisahan Yang Terpendam

#JJM Ke 7

Keinginan Perpisahan yang Terpendam

Sumber gambar: Dokumentasi pribadi


Bila mungkin memang tak bisa
Menyatukan perbedaan kita
Dan tetap bertahan
Ditengah kepedihan

Jadikan ini
Perpisahan yang termanis
Yang indah dalam hidupmu
Sepanjang waktu

Semua berakhir
Tanpa dendam dalam hati
Maafkan semua salahku
Yang mungkin menyakitimu

Semua berakhir
Tanpa dendam dalam hati
Maafkan semua salahku
Yang mungkin menyakitimu

-Lovarian, Perpisahan Termanis

Waktu aku menulis jurnal ini, malam tengah beranjak kian dalam. Malam yang sepi, sunyi nan gelap. Senantiasa menemaniku untuk menuliskan beberapa paragraf tentang kegundahan hatiku. Sebenarnya aku pun sedikit ragu untuk menuliskan jurnal ini. Pasalnya kata “Gundah” dan “Galau” adalah dua sejoli kosakata yang ingin aku hindari jauh-jauh dari tulisan-tulisanku diblog ataupun statusku dimedsos. Awalnya aku punya rencana untuk hanya memperlihatkan diriku sebagai sesosok pria yang tegar dalam segala kondisi. Tapi, pada kenyataannya aku terpancing juga untuk menuliskan kosa kata itu disini . Aku memang perencana yang baik, namun aku bukan pengeksekusi rencana yang baik. Biarlah, daripada jadi beban pikiranku untuk kemudian timbul jerawat lebih baik aku ungkapkan saja. He.

Aku tengah memikirkan apa yang selanjutnya terjadi beberapa saat lagi seandainya aku pergi. Ya, Aku ingin melepasmu, mungkin untuk beberapa saat, atau selamanya. Kepergianku bisa jadi hanya untuk kembali atau mungkin juga seperti halnya Bang Toyib yang gak pulang-pulang. Entahlah, wallahu’alam (hanya Allah yang tahu). Aku jadi bingung sendiri apakah aku pantas melafalkannya atau justru lebih baik tidak. Kamu berhak memilih dengan siapa kamu akan hidup bersama. Aku tak pernah memiliki kemampuan untuk melarangmu suka pada laki-laki yang lain karena memang belum ada ikatan apapun diantara kita. Sebagaimana aku pun bebas menentukan pilihan siapa yang akan menjadi makmumku. Maaf, jika aku harus memberikan opsi nama-nama lain di dalam do’aku selain kamu. Tak menjadikan kamu satu-satunya calon pendamping yang akan ku-ajak menelusuri jalan yang teramat panjang ini.

Aku merenungkan tentang berbagai kemungkinan saat kita berpisah kelak. Apakah dengan cara saling melambaikan tangan atau justru malah acuh tak acuh. Aku menunduk tak sanggup memandang apa yang terjadi diseberang sana. Ada kamu disana, entah sedang apa. Mungkin lebih baik aku minta burung merpati untuk ku kirimkan surat buatmu, mengabarkan bahwa aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu? Kuharap kamu pun begitu.

Aku sudah mencoba mengutarakan niat baik itu kepada orang tuaku. Tetapi yang seperti aku bicarakan kepadamu, bahwa ternyata keputusan mereka tak berpihak kepada keinginan kita. Mereka ingin aku menuntaskan Study-Ku sekaligus belajar agama lebih dalam lagi untuk kemudian menyempurnakan agamaku. Disaat keduanya sudah berkata demikian aku bisa apa, bukankah beliau Rasulallah SAW. Telah bersabda “Ridha Rabb terletak pada rida kedua orang tua dan murka-Nya terletak pada kemurkaan keduanya.” (Hr.Thabarani). Ya, memang aku tahu bahwa wanita butuh kepastian dan kepastian ku untuk saat ini adalah meninggalkanmu. Aku ingin pergi jauh berlayar ke lautan dan samudra untuk kemudian menenggelamkan hati pada Dia yang menguasai perkara hidup, jodoh dan mati. Apa yang mereka bilang tentang memantaskan diri, aku sedang mengusahakannya lebih saat ini.

Izinkan aku menjadi sesosok lelaki keras kepala yang berbeda. Lelaki yang dulunya percaya bahwa cinta baru datang karena terbiasa. Menjadi lelaki yang meyakini cinta yang dibangun bernaungkan kecintaan padaNya. Izinkan Aku mencintaimu setelah menghalalkanmu. Bisa jadi yang kumaksud itu memang kamu atau justru orang lain. Aku tidak ingin memperdebatkannya, biarlah Dia yang Maha pemberi cinta mengatur skenario hidup kita. Dari status-statusmu dimedsos akhir-akhir ini aku tahu, kamu berkeinginan menghapus foto-foto kenangan saat kita bertemu dulu. Tidak apa-apa, kamu boleh menghapus foto itu sesukamu. Asalkan jangan menghapus namaku dimemori otakmu, ku mohon sekali lagi jangan. Biarkan aku tetap menjadi saudara muslim kamu, yang senantiasa saling menebar salam dan senyum kapanpun kita bertemu nanti. Semoga kamu mau membaca dan tidak bosan dengan celotehan-ku ini. Good bye and see you next time.

Budi Setiawan | Sidoarjo, 7 April 2017





Rabu, 05 April 2017

Ucapan Rasa Syukur Dan Terima Kasih

#JJM Ke 6
"UCAPAN SYUKUR DAN TERIMA KASIH"
Bagaimana perasaanmu saat sesorang yang sudah kamu tolong dalam permasalahan hidupnya hingga dia keluar dari masalah tersebut, lalu dia cuek kepadamu?. Jangankan membalas kebaikan  yang telah kamu berikan, mengucapkan terima kasih saja tidak mau. Pasti dalam hati kita merasa sebel kan. Sebagai orang awam dengan tingkat keikhlasannya menengah ke bawah dan jauh dibawah keikhlasan yang Maha Ikhlas, perasaan semacam itu menurutku wajar-wajar saja. Pasalnya setiap orang ingin dihargai sebagai bentuk apresiasi kita terhadap apa karya dan manfaat yang telah dihasilkannya. Bukan hanya untuk menghargai, lebih dari itu juga untuk memberikan motivasi pada orang tersebut agar lebih semangat dan antusias dalam menebarkan manfaat dan kebaikan.

Barangkali jurnal ini ditulis memang untuk menasehati penulisnya sendiri. Dengan harapan dapat menjadi sebuah cermin intropeksi diri dan  mengingatkan pribadi yang kurang bersyukur ini. Adapun misalkan ada yang merasa tersentuh dari goresan pena ini ya alhamdulillah, saya anggap itu bonus. Sekali mendayung dua tiga pulau terlampui.he

Berbicara masalah ucapan terima kasih, puncak rasa terima kasih dalam hidup ini adalah kemauan kita untuk bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang telah dianugrahkannya.Dalam firmanNya "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7).  Dalam firman tersebut sudah sangat jelas manfaat daripada bersyukur. Tapi, terkadang kita lupa akan itu semua. Prestasi dan pencapaian-pencapaian yang selama ini kita raih seolah-olah hanya dari hasil kerja keras kita untuk mencapai goal-goal itu. Padahal disamping itu ada Allah yang senantiasa memberikan semua atas buah daripada hasil kerja keras kita.

Diawal semester ke-4 perkulihaanku di STIE Mahardhika Surabaya, banyak orang-orang yang menurutku hebat dan keren yang aku temui. Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya karena telah mampu membukakan pola pikirku yang semula mengkerut kini perlahan-lahan mulai melebar. Baik mereka yang kutemui secara tatap muka langsung maupun melalui medsos dan blog pribadinya. Ukuran yang membuatku menyebutnya hebat dan keren disini adalah terlihat dari aktifitas, pencapaian, pengabdian, serta pemikiran yang mereka ungkapkan secara langsung maupun tidak langsung. Ungkapan pemikiran secara tidak langsung tersebut dapat saya jumpai dimedsos maupun blog-blog pribadi mereka tempat membagi pemikirannya. Dan juga kemampuan mereka untuk memberikan motivasi dan kemanfaatan bagi orang lain. Motivasi yang memobilisasi kita untuk meraih kesuksesan dan kebaikan baik didunia hingga sampai nanti dikehidupan akhirat kelak, manfaat yang bisa kita rasakan dampaknya walaupun secara tidak langsung. Tentu sudah semestinya rasa terima kasih yang sebesar-besarnya itu aku berikan kepada mereka para inisiator kehidupan tersebut. Ah... tapi, aku merasa nyaliku masih ciut untuk mengungkapkan rasa terima kasih itu secara langsung didepan mereka yang bersangkutan. Walaupun satu atau dua diantara mereka berhasil aku ungkapkan rasa terima kasih itu kepadanya langsung. Namun bagaimana dengan yang lainnya? Ya, mungkin ungkapan rasa syukur dan terima kasih lewat coretan di blog ini dapat mewakilinya. Ku berharap begitu.





Bagiku mereka adalah penyemangat kehidupanku, aku merasa menjadi sesosok manusia yang faqir ilmu setelah kau paparkan betapa luasnya lautan ilmu tersebut. Aku merasa menjadi hamba yang hina setelah tau bahwa buah dari ilmu tertinggi itu akhlaq bukan hanya teori semata. Perasaan itu sempat hinggap dihati beberapa hari ini dan mungkin sebagai pengikatnya aku harus menuliskannya disini. Sebagai alarm yang mengingatkan bahwa aku harus bangun dari tidur panjangku mulai detik ini juga. Sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada para pahlawan tanpa tanda jasa tersebut, yang menurutku bukan hanya guru tapi setiap Insan yang mau membagikan ilmunya. Sekaligus sebagai ungkapan syukur atas nikmat yang diberikan Allah berupa ilmu yang bermanfaat kepadaku lewat perantara mereka. Semoga kedepan akan banyak tumbuh para inisiator kehidupan yang lain yang bertebaran dimuka bumi ini. Karena seperti yang kita ketahui bersama menurut hadist Rasulallah Saw. "sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain". Dan aku juga berharap semoga aku juga bisa seperti kalian. Belajar lebih giat lagi untuk mengejar kesuksesan kalian, lambat laun tapi pasti. Tunggu Aku.

Budi Setiawan ||Sidoarjo,5 April 2017

Sumber gambar: http://uwezu93.deviantart.com/art/Berterima-kasih-368138728