Berkarya Untuk Bangsa dengan Aksi Nyata
[ JJB Ke #17]
“Kalau pemuda sudah berumur 21,22 sama sekali tidak
berjuang, tak bercita-cita, tak bergiat untuk tanah air dan bangsa... Pemuda
yang begini baiknya digunduli saja kepalanya... Revolusi belum selesai”- Bung Karno pidato HUT Proklamasi, 1949
Sumber Foto: kickandy.com |
Bertepatan dengan hari raya waisak, jumat (16/2) sepekan
yang lalu, Metro TV kembali menayangkan program Kick Andy. Program tersebut
bertajuk “Aku Pasti Sukses”, tayangan yang begitu menarik untuk pemuda-pemuda
yang mendambakan hal tersebut seperti saya. Kali ini Kick Andy ingin berbagi
kisah inspiratif dengan mengundang anak-anak muda lulusan Politeknik yang punya
karya luar biasa. Untuk menjadi tamu om
Kick Andy dalam programnya tentu bukan sembarang pemuda yang diundang. Pemuda yang
saya maksud adalah mereka yang hidupnya tidak terlalu begitu percaya dengan
filosofi hidup “Biarkan hidup seperti air yang mengalir” sekali lagi tidak.
Atau dengan kata lain pemuda yang normal-normal saja, punya standar hidup yang
linier dan tidak melakukan sesuatu hal yang revolusioner juga. Mereka bukan
itu, mereka adalah orang-orang special yang “behid the scene” kehidupanya penuh
perjuangan yang luar biasa hingga menjadi aktor di balik kesuksesannya seperti
sekarang ini.
Sebetulnya saya sendiri tidak melihat tayangannya secara
langsung melalui channel tv. Saya hanya melihat lewat siaran ulang di website
m.metrotvnews.com/kick-andy, karena baru dapat kabar dari internet di hari
minggunya. Karena tertarik dengan tema yang diangkat, saya pun menonton videonya
sampai selesai. Kick Andy saat itu mengundang empat orang dalam acaranya yaitu
Rido Nurul Adityawan, Taufik Hidayat, Agur Yake Mulia dan Tiyo Avianto. Hadir
juga dalam acaranya menteri Menristekdikti bapak M.Nasir. Ke empat inspirator
Kick Andy tersebut punya spesifikasi dan cerita hidup yang berbeda-beda.
Inpirator pertama namanya Nurul Adityawan dengan karya
berupa usaha bisnis kuliner spesialis ayam penyet. Dia adalah lulusan
Politeknik Negeri semarang. Di usianya yang masih tergolong muda ia sudah mampu
mendirikan franchise dengan jumlah total ada sekitar 640 gerai yang tersebar
tidak hanya di Indonesia namun juga di beberapa negara tetangga, seperti
Malaysia, Singapura, Taiwan dan Hongkong.
Selanjutnya yaitu Taufik Hidayat. Pemuda berkacamata ini
adalah pengusaha jamur yang sukses di Usia yang tergolong masih muda. Dia
lulusan D3 Politeknik Negeri Bandung dan memutuskan untuk merintis bisnis jamur
setelah sebelumya bekerja di perusahaan otomotif terkenal di Jakarta. Selain
itu kang taufik ini juga mendirikan sekolah alam untuk para petani dan pemuda
putus sekolah di desanya. Sekolah alam ini berisi penyuluhan mengenai budidaya
jamur dan sayur-sayuran lain. Pembinaan ini dilakukan secara sukarela dan
gratis. Dengan usahanya ini dia mampu mengangkat derajat orang tua dan
keluarganya.
Inspirator ke-tiga adalah Agur Yake Mulia (22 tahun). Dia
adalah pendiri Sekolah Robot Rotobot dan juga pengajar ekskul di
sekolah-sekolah di Klaten, Solo dan Jogja. Sejak masih sekolah SMK Agur sudah menekuni
bakatnya dan sempat menjuarai berbagai perlombaan bikin robot. Dengan
prestasinya itu dia akhirnya bisa kuliah dengan mendapat beasiswa bidik misi.
Luar biasanya, sejak enam bulan sekolah robotnya didirikan siswanya sudah mampu
memenangkan kompetisi robotic internasional.
Terakhir ada mas Tiyo Avianto yang merupakan seorang
technopreneur di bidang IT dan IoT (Internet Of Things). Dia adalah salah satu
pemuda penggagas dan pengembang teknologi Ibeacon di Indonesia untuk kebutuhan
Industri. FYI iBeacon adalah salah satu protokol komunikasi untuk internet of
things yang dikeluarkan oleh Apple, Inc (Wikipedia). Karyanya tersebut berupa
alat untuk mengefektifkan presensi di sebuah perusahaan dengan karyawan yang
banyak. Alat ini sudah didistribusikan secara masal tidak hanya didalam negeri
tetapi juga di beberapa negara seperti Jepang dan lain-lain.
Belajar dari mereka, kita jadi tahu bahwa SUKSES itu tak
harus jadi PNS. Nurul, Taufik, Agur dan Tiyo adalah bukti bahwa sebuah
perjuangan dan proses tak akan menghianati sebuah hasil. Untuk menuju tangga
kesuksesan diperlukan perjuangan yang teramat panjang dan tidak bisa dilakukan
secara instan saja. Karena mie instan pun sebelum kita makan, kita butuh proses
berupa memasaknya terlebih dahulu lalu setelah itu bisa kita sajikan dalam
sebuah mangkok. Bener nggak? Jadi semua itu tak benar-benar secara instan.
Tentunya semua itu harus dibuktikan dalam aksi nyata
berkarya. Banyak orang yang mendabakan sebuah kesuksesan namun masih terhalang
oleh ketidak mampuan untuk berbuat aksi nyata. Para inspirator di program Kick
Andy di atas dapat kita jadikan inspirasi untuk terus berproses dan berkembang.
Namun, walaupun begitu saya pribadi tidak ingin jadi mereka. Suatu saat saya
pasti punya cara sendiri untuk sukses yang bahkan lebih dari mereka. Bukan
karena sombong, tetapi untuk memotivasi diri ini agar punya standart tinggi dan
tak puas hanya menjadi orang rata-rata saja. Semoga saja kita bukan termasuk
pemuda-pemuda yang akan “digunduli” oleh Bung Karno dalam pidatonya diatas
hehe.
25 Februari 2018 ||
Budi Setiawan