MEMBACA:
Jurus Pertama Seorang Penulis dan Jurnalis
[
JJB Ke #18 ]
“Think before you speak. Read before you
think.” ― Fran Lebowitz
Sumber foto: Solopos.com |
Betul sekali perkataan dari Frans Lebowitz di atas, ”Berpikirlah
sebelum berbicara. Membacalah sebelum kamu berpikir.” Bisa kita bayangkan bersama,
seandainya sebelum berbicara kita tidak berpikir terlebih dahulu, sudah barang
tentu kata-kata yang kita ucapkan un-faedah
dan tak terarah. Alhasil, bisa jadi kita malah dapat gelar sebagai “LAMBE TURAH”
dari orang lain karena tidak adanya manfaat dari banyaknya perkataan yang lahir
dari rahim mulut kita. Ngeriii... bos, jika orang lain memberikan label
tersebut kepada kita. Bukankah di rumah kita masing-masing mendapatkan sebutan
istimewa dari emak-emak kita sebagai “cah
ganteng sak donya dan cak ayu sak jagad?” Hehe.
Begitu juga sebelum berfikir akan lebih baiknya kita
banyak membaca terlebih dahulu. Karena proses berpikir seseorang pada dasarnya
juga butuh bahan bakar, dan bahan bakar itu salah satunya adalah membaca. Bisa
dibayangkan, seandainya kita mau pergi kuliah ke kampus dan ternyata tangki
bensin sepeda motor yang akan kita naiki habis apa yang terjadi? Sudah pasti
kita harus membawanya ke SPBU kan? Menurut saya membaca tidak hanya sebatas
untuk mengisi waktu luang, akan tetapi juga untuk mengisi kekosongan otak kita
dari pengetahuan dan wawasan yang selama ini belum tersentuh.
Beberapa bulan yang lalu saya sempat mengikuti acara “Sinau
Sastra” yang diselenggarakan oleh FLP (Forum Lingkar Pena) Sidoarjo. Dalam
acara tersebut saya sempat mewancarai salah satu pembicaranya yaitu mas Rafif
Amir Ahnaf. Beliau adalah ketua LFP Jatim, Penulis dan Motivator juga. Dari
hasil wawancara dengan beliau saya mendapatkan banyak pencerahan terkait
organisasi tersebut beserta arah gerak dan program-program kerja yang telah
dijalankan. Berawal dari situ saya begitu tertarik dengan program-program kerja
organisasinya dan berkeinginan untuk menerapkannya dalam organisasi saya.
Ide untuk membuat program tersebut kemudian saya bicarakan
dengan beberapa teman-teman pengurus organisasi dan mereka menyetujuinya.
Program tersebut kita namakan dengan “Project Reading Challenge”. Pesertanya
adalah pengurus dan jurnalis magang dari organisasi saya. Karena organisasi
kita adalah organisasi yang bergerak dibidang pers mahasiswa, maka bahan bacaan
yang kita wajibkan waktu itu berupa artikel berita yang berlangsung selama dua
minggu. Dalam pelaksanaanya satu hari peserta program wajib membaca minimal
satu berita, “One Day One News,” kalau lebih dari itu akan lebih
bagus. Di akhir sesi kita umumkan grafik jumlah berita yang telah dibaca oleh
peserta kemudian yang terbanyak kita kasihkan penghargaan dan hadiah sebagai bentuk
apresiasi kita terhadapnya.
Berawal dari program yang tampak sederhana tersebut, saya
tidak membayangkan ternyata banyak reaksi dan respon positif dari mereka. Itu
semua bisa saya baca lewat hasil jawaban kuosioner dari masing-masing peserta yang
kita minta isi di google form. Berikut adalah data kuesioner dari "Project Reading Challenge" yang kita dapatkan:
Apakah program tersebut
cukup menambah minat baca saudara?
22 tanggapan
Sumber: Google Form |
Sangat menambah 40,9%
Cukup menambah 54,5%
Biasa saja 4,6%
Sangat
menambah
|
:12
|
Cukup
menambah
|
:9
|
Biasa saja
|
:1
|
Berikan kesan anda
setelah mengikuti program "Reading Challenge tersebut:22 tanggapan
Dulu saya sebelum ada program ini sangat tidak suka yang namanya membaca
berita. Setelah saya mengikuti program ini, saya jadi ingin tau berita dan
program ini sangat bermanfaat sekali.
Senang dan bisa lebih giat untuk membaca lagi
Semakin suka membaca berita
Perlu di adakan lagi agar minat baca lebih banyak
Menurut saya program ini sangat bagus karena biasanya kita enggan membacaa
berita tapi setelah ada program ini kita jadi menyempatkan membaca walaupun
sibuk
Joss
Banyak menambah wawasan dan pengetahuan tentang kejadian yg di sekitar
maupun di daerah lain
Semoga bermanfaat
Good karena bisa membawa kebiasaan baru yg bermanfaat
Sangat menambah minat baca yang awalnya baca berita paling tidak 3 kali
dalam seminggu dengan adanya program tsb bisa baca tiap hari dan menyadari
manfaat dari baca tsb
Membuat saya menambah wawasan
Makin tahu keadaan di sekitar kita terutama keadaan Indonesia hari ini
Kesanny bikin kepala mumet cz banyak baca berita tp bikin ketagihan n
tambah wawasan. Thanks yg buat program
Sangat berkesan dapat menambah pengetahuan
Sangat memotivasi menambah pengetahuan
Bisa menambah minat baca, terutama dalam membaca berita ter up date
Biasa aja, tapi seru sih 😳
Selain menambah wawasan program ini mengajak agar kita mau membaca,
meskipun saat ini berada di zaman Milenial. Membaca sama hal nya membuka
jendela dunia.
Dengan diadakannya program reading challenge, menambah semangat untuk lebih
banyak membaca
setelah adanya program reading challenge , minat baca saya sedikit
meningkat.
Setelah mengikuti program ini minat baca saya cukup meninggkat
Program Reading Challenge adalah program yang sangat menarik walaupun tidak
banyak yang saya baca tapi dapat mendorong saya agar lebih banyak membaca
khususnya berita
Apa pesan yang ingin
anda sampaikan terhadap program tersebut agar kedepan bisa lebih baik lagi:19 tanggapan
Semoga program ini tetap berjalan seperti kemarin, dan semoga program ini
membawa berkah yang tidak suka membaca jadi suka membaca. Aminnnn 😀
Lebih mensupport teman" untuk membaca dan memahami isi berita..
Jika bisa diadakan selalu agar selalu update dengan berita bukan karena ada
event. Melainkan menjadi kebiasaan
Semoga budaya membaca tidak di hanya di lombakan saja tetapi bisa di
gunakan sehari-hari
Bisa di agendakan program seperti ini tapi beri jeda pelaksanaan biar tidak
terkesan bosan
Hadiah yang lebih menarik
Programnya bagus kalau di jadikan kegiatan rutinan
Terus lanjutkan
Mungkin waktunya bisa di perpanjang tidak di batasi jam 9 mlm
Diagendakan untuk reading chellenge selanjutnya agar minat baca makin
bertambah supaya membaca berita menjadi kebiasaan dan membaca berita tidak
berharap
Membangun sebuah peradaban yang baik ternyata tidak harus
dilakukan dengan revolusi dan gerakan besar yang telah dilakukan oleh
bapak-bapak bangsa yang fotonya terpajang di setiap lembar uang kita. Semua itu
bisa kita lakukan lewat hal-hal kecil dan sederhana namun punya potensi besar
untuk menjadi awal perubahan yang bersifat makro. Rofiq Hudawy penulis buku “Doakan
Jangan Duakan” pernah berkata dalam status Instagramnya, “ Jika ada yang tanya
bagaimana caranya menulis maka saya jawab BACALAH ! (Iqro’). Karena pada pada
dasarnya penulis yang baik juga pembaca yang baik.
Semoga lewat program-program kerja yang sederhana ini akan menjadi batu loncatan kita untuk membuat program-program yang lebih besar lagi. Amiin.. Jangan berhenti melangkah kawan! tetaplah memacu kudamu untuk terus berlari mengerjar mimpi dan menjadi bagian dari pemuda-pemuda inisiator perubahan di zaman now ini.
Sidoarjo,
11 Maret 2018 || Budi Setiawan