[ JJB KE #20 ]
“Aku
harus melihat kamu bahagia, meskipun kamu bahagianya sama orang lain bukan sama
aku. Tapi satu hal yang
harus kamu ingat ! Di sini ada hati yang selalu dengan tulus menyayangi kamu”.
-Mas
Pur-
Sumber Foto: Youtube.com |
Potongan
adegan perpisahan sinetron Tukang Ojek Pengkolan (TOP) yang diperankan Mas Pur
(Furry Setya) dan Novita (Putri Ane) belakangan viral di dunia maya. Adegan
perpisahan keduanya telah sanggup membuat baper penonton dan publik dunia maya
dengan kalimatnya yang menohok. Ditambah lagi dengan dikasih bumbu backsound lagu ‘luluh’ (Samson) saat
diputus Novita, serta lagu ‘Asal kau bahagia’ (Armada) saat bertemu dipertigaan
jalan, duh... sudah pasti bikin suasana tambah baper setengah modiiyaaar para pemirsa.
Adegan
perpisahan tersebut menjadi trending
topik setelah ditonton sekitar 1,1 juta penonton di youtube. Hal tersebut
bisa jadi semacam oase dari panasnya berita politik di negeri ini. Tapi
terlepas dari itu semua ada beberapa hal yang patut menjadi analisis bahkan
pelajaran bagi kita semua. Bagaimana tidak ! perpisahan Mas Pur dengan Novita yang
dikabarkan karena tidak direstui orang tuanya itu sudah menjadi polemik di masyarakat
nyata selama berabad-abad. Ah, saya rasa mungkin Pak Sutradara ingin menunjukkan
paradigma lain dalam dunia sinetron dan drama. Bahwa sinetron atau drama tak
selamanya berakhir indah saja yang menjadi perhatian publik seperti yang ada di
serial drama Korea.
Percintaan
memang idealnya tidak melibatkan dua orang saja, tetapi juga melibatkan
keluarga dan orang tua, karena begitulah budaya yang biasa terjadi di negeri
ini. Restu dari orang tua dan keluarga dianggap sangat penting untuk menjadi
ukuran melanjutkan hubungan. Walaupun kita sendiri tidak tahu bagaimana usaha Mas
Pur dari kalangan menengah ke bawah yang kebetulan berprofesi sebagai tukang
ojek dengan muka pas-pasan (Maaf lho mas, kebetulan kita agak sama walaupun
gantengan aku dikit hehe), bisa mendapatkan seorang pujaan hati seperti Novita
yang cantik, putih, kinclong sekaligus
dari kalangan orang mampu. Tapi pada akhirnya maminya tidak setuju karena
mungkin dirasa tidak sepadan, dan lebih memilih menjodohkanya dengan Radit
brengsek.
Jika segala usaha telah
dilakukan namun tak juga mendapatkan restu orang tua biasanya hubungan tersebut
akan kandas. Sudah pasti hati yang saling mencinta tersebut akan patah dan
terluka, sehebat apapun ia menyembunyikannya. Melihat dari kenyataan di atas, sepertinya
memang sah-sah saja jika ada pernyataan bahwa, “Tragedi cinta tak direstui
adalah tragedi kemanusiaan paling kejam setelah kapitalisme”. Tapi aksi Mas Pur
dengan lontaran ‘kata-kata bijak perpisahan’-nya yang fonumental beserta muka
polos nan tulus, telah mampu meyakinkan kita bahwa Mas Pur sesosok aktor yang
tegar. Terlebih setelah perpisahan itu Mas Pur memutuskan untuk mudik ke
Semarang dan berlibur di sana bersama teman-teman yang lain, hal itu setidaknya
sudah menunjukkan bahwa dia menyikapi rasa sakit hati dengan hal-hal positif
daripada memilih untuk pergi ke dukun ataupun malah gantung diri.
Sebagai tukang ojek dengan
kadar keimanan yang pas-pasan, Mas Pur mungkin belum tahu, bahwa untuk
menyembuhkan hati yang sakit itu selain berlibur ada namanya “Tombo Ati” resep
dari walisongo yang sudah terbukti ampuh menyembuhkan berbagai penyakit hati. Tombo ati (Obat Hati) tersebut adalah sebagai
berikut:
Tombo ati, iku limo perkarane
Kaping pisan moco Qur'an lan maknane
Kaping pindo sholat wengi lakonono
Kaping telu wong kang sholeh kembulono
Kaping papat kudu weteng ingkang luwe
Kaping limo dzikir wengi ingkang suwe
Salah sawijine sopo biso ngelakoni
Mugi - mugi Gusti Allah njembatani
Artinya:
Obat hati ada lima perkaranya
Yang pertama baca Qur'an dan maknanya
Yang kedua, sholat malam dirikanlah
Yang ketiga, berkumpulah dengan orang sholeh
Yang keempat, perbanyaklah berpuasa
Yang kelima dzikir malam perpanjanglah
Salah satunya, siapa bisa menjalani
Moga - moga Gusti Allah mencukupi
Teruntuk Mas Purnomo terakhir saya sampaikan, bahwa kami
senatiasa berada dipihak sampeyan #KamiBersamaMaspur karena #MaspurAdalahKita. Semoga
rasa sakit hati Mas Pur karena ditinggal menikah oleh Novita sang pujaan hati
segera sembuh dan segera mendapatkan penggantinya. Amin.
Sidoarjo, 26 Juli 2018 || Budi Setiawan
Sidoarjo, 26 Juli 2018 || Budi Setiawan