[ JJB ke #24 ]
"All the great speakers were bad speakers at
first (setiap pembicara hebat pada mulanya adalah pembicara yang buruk)”. – Ralph Waldo Emerson
Dok.UKM JM |
Sepertinya
banyak benarnya apa yang dikatakan Ralph Waldo Emerson di atas. Pertama harus
kita sepakati dulu, bahwa kesuksesan itu berawal dari sebuah proses yang penuh
dengan perjuangan. Begitupun dengan kesuksesan manjadi public speaker, merekapun pasti punya jam terbang tinggi yang
dibarengi dengan latihan, latihan dan latihan. Hingga ia menapaki tangga
kesuksesannya menjadi public speaker
yang bisa dibilang sudah “WOW”.
Menjadi
pembicara hebat memang banyak keuntungan yang akan kita dapatkan. Bahkan communication skill saat ini seakan
sudah menjadi sebuah anak tangga yang wajib dijajaki untuk menuju level
tangga-tangga kesuksesan berikutnya. Jika mungkin ditanyakan, apa yang bisa
merubah dunia selain teknologi, maka jawabannya adalah “kata-kata”, baik
kata-kata yang ada dalam tulisan maupun pidato. Tapi sayangnya tidak banyak
orang yang menguasai keahlian tersebut.
Seperti yang
kita ketahui bersama pemimpin-pemimpin besar dunia adalah juga seorang
pembicara yang hebat. Sebut saja misalnya Adolt Hitler (Nazi, Jerman) di dalam
bukunya yang berjudul “Mein Kampt” dia dengan jujur mengatakan, “Ich konnte reden,” artinya, “saya
menguasai dunia karena kemampuan berpidato.” Katanya. Begitupun dengan pemimpin
revolusi Indonesia, bapak proklamator kemerdekaan republik Indonesia Ir.Soekarno
juga merupakan pembicara yang hebat pada zamannya. Beliau disebut-sebut sebagai
singa podium karena kepiawiannya membawakan pidato di depan rakyat Indonesia
dengan berapi-api.
Ada beberapa
dampak yang akan kita rasakan jika memiliki kemampuan public speaking seperti yang dikatakan Amirulloh Syarbini dalam
bukunya “Jago Public Speaking & Pintar Writing”. Dampak-dampak positif
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh Dasyat. Pembicara hebat pasti akan memiliki
pengaruh yang luar biasa bagi para pendengarnya. Ide-idenya selalu dinanti.
Petuah-petuahnya selalu dirindukan. Dan buku-buku yang ditulisnya selalu dibaca
jutaan orang. Bahkan sampai meninggal dunia pun, nama-nama mereka tetap
diabadikan dalam buku-buku sejarah. Artinya, jika hal tersebut bermanfaat bagi
sesama sudah barang tentu juga akan menjadi sebuah “ilmu yang bermanfaat” yang
mana pahalanya akan terus mengalir walaupun kita sudah meninggal kelak.
2. Karir Melesat. Dengan kemampuan berbicara dasyat,
tak hanya pengaruhnya saja yang luar biasa namun karirnya pun akan meningkat.
Seseorang yang mampu memberikan ‘kesan’ dengan
lawan bicaranya, akan menambah nilai (Value
added) di depan orang lain dibandingkan dengan orang yang sebenarnya
memiliki pengetahuan atau pendidikan baik tetapi tidak mampu mengungkapkan
pendapatnya di depan publik. Nama-nama seperti Andrie Wongso (Motivator) atau
Tukul Arwana (Presenter) adalah salah satu bukti nyata bahwa kehebatan
berbicara yang mereka miliki mampu menghapus keterbatasan pengetahuan dan
pendidikan.
3. Popularitas Meningkat. Siapa sih yang tidak mengenal
Abdullah Gymnastiar (AA Gym), Yusuf Mansur, Tung Desem Waringin, Choky
Sitohang, Andrie Wongso, Tukul Arwana, Mario Teguh, dan lainnya. Apa yang
menyebakna mereka terkenal? Kita pasti sepakat, penyebabnya adalah karena
mereka pembicara publik yang dasyat. Ya, mereka populer karena kemampuan
bicara. Dengan kehebatan berbicaranya, entah itu cara penyajiannya, materi yang
disampaikannya, gaya personalnya, mereka akan semakinn diingat dalam benak
semua orang.
4. Pendapatan Berlipat. Sebagaian besar orang sukses dari
bidang apapun selalu memiliki daya jual yang membuatnya mahal, yaitu “kemampuan
berbicara”. Nama-nama besar yag dikenal memiliki kehebatan berbicara di negeri
ini adalah mereka yang mempunyai penghasilan luar biasa. Sebut saja misalnya
Tung Desem Waringin, ada yang tahu berapa bayaran yang diperoleh TDW untuk
mengisi seminar dalam sehari? Menurut informasi yang beredar, sekali mengisi
seminar, TDW dibayar tidak kurang dari 80 juta. Bisa kita bayangkan bukan?
Berapa pundi-pundi rupiah yang akan didapatkan misalnya setiap hari TDW mengisi
seminar atau training. Belum lagi kita bicara penghasilan pembicara-pembica
lain seperti Mario Teguh, Tukul Arwana, AA Gym dan lain-lain.
Saya
terkadang memang merasa 'iri' pada mereka yang mampu berbicara lancar di depan
publik. Terlebih dia memang tak hanya pandai bicara tapi juga konten yang
disampaikan punya bobot tersendiri. Terlebih jika dia masih muda, seperti
misalnya Makmun Rasyid (Penulis Buku HTI Gagal Paham Khilafah, Rasulullah Way
Of Life, dan Hafidz Qur’an), dia menurut saya adalah satu pembicara muda yang
idealis. Pemuda yang dengan kecerdasannya berbicara di mukan umum dan dia
berbicara secara ringkas, rapi, berbobot sekaligus dapat membius audience dengan retorikanya bagiku
sungguh luar biasa. Dan sialnya bakat tersebut belum ada pada diri saya
pribadi.
Tapi walaupun
begitu, saya sedikit benci pada mereka yang suka bicara namun tidak pernah
meng-upgrade pengetahuannya lewat
membaca buku atau sumber bacaan lainnya. Pokok pembahasan yang dibicarakan
pasti tak jauh dari yang 'itu-itu' saja. Kiranya mungkin akan lebih indah jika
seseorang yang gemar mengisi memori otaknya dengan berbagai pengetahuan dan disamping itu dia juga mahir berbicara.
Saya teringat akan pesan dari H.O.S Cokro Aminoto, “Jika kamu ingin menjadi
pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator”. Saya
pikir-pikir pantas saja Bung Karno menjadi pemimpin besar karena beliau punya
keahlian dua-duanya.
Bersama Mas Pramono (Coach Public Speaking Wow Speaker) |
Saya sangat
bersyukur bisa dipertemukan dengan
orang-orang yang punya kemampuan public
speaking yang dasyat seperti Andrie Wongso (Motivator), M.Pramono ( Public
Speaking Coach & People Skill Trainer), Rizki Erdiantoro (Grafolog &
Public Speaker), teman-teman senior Forum Kopi Wow (Wow Speaker Indonesia) dan
lain-lain. Terutama kepada mas Pram (panggilan akrab M.Pramono) yang telah
menjadi coach saya dalam belajar
mengenai public speaking di Surabaya.
Saya ucapkan terima kasih banyak telah mengajarkan sejak dini mengenai
teknik-teknik public speaking meskipun
masih banyak yang belum saya terapkan dan belum saya kuasai saat berbicara
dihadapan orang banyak.
Latihan, latihan dan latihan |
Sedikit meminjam
perkataan coach saya M.Pramono, “Semua
orang bisa menjadi Wow Speaker,
karena yang dibutuhkan bukan besarnya talenta melainkan besarnya komitmen untuk
berlatih, berlatih dan berlatih. Wow
Speaker itu bukan bakat, melainkan komitmen”. “Suaiapp coach, saya akan berkomitmen untuk berlatih terus seperti apa yang
mas Pram pesankan,” jawab saya dalam hati.
Sidoarjo, 14 Desember 2018 || Budi Setiawan