Jumat, 08 September 2017

Perbaiki Dirimu Sama dengan Perbaiki Jodohmu

“Perbaiki Dirimu Sama dengan Perbaiki Jodohmu”

JJB Ke #14

“Tak bisa ditebak dimana ia akan berlabuh, tak bisa diperkirakan kepada siapa ia akan tumbuh, tak bisa diprediksi kemana ia akan jatuh, cukup panggil ia dengan nama cinta.” (Budi Setiawan)

Berbicara tentang jodoh, memang selalu menarik, selalu menjadi materi pembahasan yang seru dimanapun dan kapanpun. Terlebih bagi mereka yang sudah menginjak usia dewasa diatas 18 tahun, sudah barang tentu pembahasan masalah jodoh disini punya tempat tersendiri bagi penantinya. Khususnya bagi para wanita yang masih sendiri akan bertambah tingkat kegalauannya saat melihat satu persatu teman sebayanya telah menemukan jodohnya lalu menikah.
Ayo coba jujur, benar gak? Hehe.

Tunggu dulu, sebenernya apakah kita perlu galau sampai berlebihan seperti itu? Karena setiap minggunya timeline media sosial kita selalu dihiasi dengan foto-foto dan status tentang lamaran, akad nikah maupun resepsi?. Sebagai manusia biasa kita boleh saja baper (bawa perasaan) pada saat-saat tertentu misalnya saat pernikahan ustad muda yang sholeh menikah dengan perempuan yang sholehah , seperti halnya pernikahan antara Muzammil dan Sonia beberapa waktu yang lalu yang sempat menjadi trending topic disosial media. Kalau Korsel punya Song Joo-king dan Song Hye-kyo, Indonesia punya Muzammil Hasballah dan Sonia Ristanti. Sampai banyak muslimah heboh dengan membuat tagar #haripatahhatiduniaakhirat. Mereka merasa kecewa dan patah hati karena sosok ikhwan idamannya ternyata memutuskan menikah dengan seseorang yang bukan dia. Padahal kenal aja enggak, bagaimana bisa patah hati? Boleh saja sih kita merasa baper namun jangan terus menerus dan jangan sampai lebay. Cukup kita doakan saja semoga pernikahan mereka samawa. Selebihnya, yuk intropeksi diri.

Dengan ber-intropeksi diri kita akan memasang cermin untuk melihat seberapa baik atau buruk diri kita.
“Tapikan baik menurut kita belum tentu baik menurut orang lain?”
Nah, ini sebuah pernyataan yang bagus. Maka sudah semestinya kita juga bercermin kepada orang lain yang kualitas dan kuantitasnya lebih baik dari kita. Untuk mendapatkan jodoh yang sesuai dengan apa yang kita harapkan sudah barang tentu kita harus memantaskan diri dulu, kira-kira kita pantas nggak bersanding dengannya. Karena seperti janji Allah dalam Al-Quran surat An-Nuur ayat 26 dinyatakan bahwa:

“Wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji untuk wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).”

Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan begitu pula sebaliknya. Itu Allah lho yang janji, bukan saya. Masa kamu nggak percaya? Kalau kita menginginkan seorang pendamping hidup yang baik maka sudah semestinya kita perbaiki diri dulu.
“Memperbaiki diri gimana?”
Memperbaiki diri itu dari yang sebelumnya belum baik menjadi lebih baik dari hal terkecil dan dianggap sepelepun. Misalnya biasanya kita bangun kesiangan jadi bangun pagi, biasanya kita bolos kuliah membohongi dosen jadi rajin ngampus, biasanya mandi sehari sekali jadi tiga kali sehari. Pokoknya semua yang kita anggap baik lakukan begitu sebaliknya yang kita anggap buruk kita tinggalkan. Merubah kebiasaan buruk menjadi baik memang tak semudah membalikkan telapak tangan kita. Diperlukan proses yang panjang dan tidak secepat kita memasak mie instan. Perlahan namun tujuan akhirnya pasti.

Islam adalah agama yang sempurna, semua pasti ada solusinya. Kalau hanya masalah jodoh sih gampang. Nah, lalu bagaimana jika lelaki itu seorang pendosa dimasa lalunya kemudian di masa depan ia mengharapkan wanita sholehah untuk hidup bersamanya? Apakah bisa?
Manusia memang tempatnya salah dan dosa. Tapi tak menuntuk kemungkinan jika kita mau untuk bertaubat dan memperbaiki diri kita niscaya Allah akan mengampuninya. Allah sendiri sudah menyebutkan dalam Al-Quran, innallaha yuhibbut tawwabiina wa yuhibbul mutathahhiriin yang artinya, ’’Allah menyukai orang yang bertaubat dan bersuci”. Sebanyak apapun dosa kita dimasa lalu pasti akan dimaafkan jika kita benar-benar memohon untuk dimaafkan oleh Allah. Tentunya harus disertai dengan tindakan nyata selain daripada doa yang kita panjatkan. Memperbaiki dirimu sama halnya dengan memperbaiki jodohmu. Ketika kita berusaha dengan sekuat tenaga untuk memperbaiki diri. Allah juga sudah mempersiapkan jodoh yang sesuai dengan diri kita. Allah adalah sebaik-baiknya penulis skenario hidup kita. Dan kita tinggal memilih untuk menjadi pemeran yang baik atau yang buruk dalam panggung sandiwara di dunia ini.

Sidoarjo, 08 September 2017 | Budi Setiawan 




































Tidak ada komentar:

Posting Komentar