Tamu yang Terabaikan
[JJM : Ke #12]
Saudaraku tersayang
Aku ingin pulang
Aku bak tamu yang tak diundang
Karena kehadiranku sering kau abaikan
[JJM : Ke #12]
Saudaraku tersayang
Aku ingin pulang
Aku bak tamu yang tak diundang
Karena kehadiranku sering kau abaikan
Hampir setengah bulan aku bertamu diistanamu
Tapi kau tak meng-indahkan kedatanganku
Bahkan oleh-olehku yang aku bawa dari jauh, nyaris tak kau sentuh.
Memang dulu saat aku akan datang
Kau mengaku menyambutku dengan senang.
Marhaban yaa.. ramadhan..
Marhaban yaa.. ramadhan..
Tapi begitu aku datang kepadamu
Aku tak lebih hanya kau persilahkan masuk
Tanpa kau memberikan jamuan yang manis kepadaku
Al-qur'an hanya kau baca sekilas
Kalah dengan update status diwaktu dan tempat yang tak terbatas
Kau juga lebih senang tertidur pulas
Daripada beramal baik dan bekerja keras
Malampun kau sibukkan diri dengan berbelanja
Daripada kau minta ampunan atas segala dosa
Terkadang sholat maghrib sering kau tunda tunda,
Kalah asyik bercengkrama saat buka bersama.
Saudaraku,
rasanya aku seperti tamu yang tak diharapkan.
Sepertinya kau tak menyesal jika ku tinggalkan.
Percayalah wahai saudaraku
Belum tentu aku bisa bertemu kau lagi.
Karena bisa jadi jatah hayatmu keburu habis.
Kau pasti bakal menyesal lantaran membiarkanku terlantar.
Wahai Saudaraku,
Kapankah kau akan memperhatikanku
Sebelum aku benar-benar meninggalkanmu.
8 Juni 2017 | Budi Setiawan
Tapi kau tak meng-indahkan kedatanganku
Bahkan oleh-olehku yang aku bawa dari jauh, nyaris tak kau sentuh.
Memang dulu saat aku akan datang
Kau mengaku menyambutku dengan senang.
Marhaban yaa.. ramadhan..
Marhaban yaa.. ramadhan..
Tapi begitu aku datang kepadamu
Aku tak lebih hanya kau persilahkan masuk
Tanpa kau memberikan jamuan yang manis kepadaku
Al-qur'an hanya kau baca sekilas
Kalah dengan update status diwaktu dan tempat yang tak terbatas
Kau juga lebih senang tertidur pulas
Daripada beramal baik dan bekerja keras
Malampun kau sibukkan diri dengan berbelanja
Daripada kau minta ampunan atas segala dosa
Terkadang sholat maghrib sering kau tunda tunda,
Kalah asyik bercengkrama saat buka bersama.
Saudaraku,
rasanya aku seperti tamu yang tak diharapkan.
Sepertinya kau tak menyesal jika ku tinggalkan.
Percayalah wahai saudaraku
Belum tentu aku bisa bertemu kau lagi.
Karena bisa jadi jatah hayatmu keburu habis.
Kau pasti bakal menyesal lantaran membiarkanku terlantar.
Wahai Saudaraku,
Kapankah kau akan memperhatikanku
Sebelum aku benar-benar meninggalkanmu.
8 Juni 2017 | Budi Setiawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar