[ JJB Ke #28 Series #LiterasiLawanPandemi]
Sumber foto: Pribadi |
Pertanyaan ini saya rasa banyak menghantui kaum milenial
yang saat ini sedang khusuk-khusuknya mengikuti anjuran pemerintah untuk
#dirumahaja . Milenial yang sebelum adanya serangan pandemi Covid-19 adalah
kaum yang "dikit-dikit cekrek upload" tak lupa dengan hastag #ootd
nya agar lebih afdhol. 😁
Sayang seribu sayang kegiatan yang sudah mendarah daging
itu pada akhirnya dihentikan secara paksa oleh monster bernama
"korona". Pada akhirnya, postingan-postingan yang saya jumpai di Ig
story atau wa story teman-teman belakangan ini lebih banyak menampilkan tentang
betapa kejamnya virus korona tersebut menyerang manusia. Tentang berita-berita
daerah zona merah yang kian meluas, upaya-upaya kebijakan pemerintah untuk
pencegahan dan info-info lain seputar virus tersebut. Sesekali ada beberapa
juga yang jualan APD (Alat pelindung diri) berupa masker, hand sanitizer dan
lain-lain.
Jenuh nggak sih? Saya yakin sebagian dari kita merasa jenuh
akan hal itu. Kapan ini semua akan berakhir? Jawabannya tidak ada yang tahu
persis. Yang jelas hal tersebut tidak boleh kita remehkan, namun juga jangan
terlalu panik. Hingga pada akhirnya atas dasar kepanikan tersebut kita
ngelakuin hal-hal yang konyol semacam #panicbuying , membeli barang-barang
untuk pencegahan korona secara berlebihan untuk kemudian menimbunnya. Tanpa
melihat bahwa di samping kanan kiri kita juga membutuhkannya. Berapa banyak
dokter dan tenaga medis yang menjadi garda terdepan penanganan virus ini
menjadi korban karena kurangnya APD? Plis kawan, mereka adalah PAHLAWAN kita
saat ini.
Berawal dari kejenuhan itu, saya tergerak untuk membuat
semacam gerakan bersama untuk lebih produktif dan bermaanfaat bagi sekeliling
kita. Gerakan tersebut bisa kita mulai dengan hal-hal kecil namun bisa
ber-impact secara luas. Semisal menulis. Kenapa menulis? Karena dengan menulis
kita bisa memberikan sedikit wawasan kita kepada dunia. Meng-edukasi pembaca
dengan hal-hal yang sekiranya bermaanfaat itu saya rasa juga sebuah upaya dalam
rangka mencerdaskan bangsa ini. Kalau bicara 'bangsa' dirasa terlalu
berlebih-lebihan ya mungkin buat teman-teman sekitar kita saja dulu. Hehe..
Tidak perlu tulisan yang panjang x lebar x tinggi. Cukup buat
postingan di instagram atau facebook dengan memberi caption satu paragraf atau
dua paragraf dari masing-masing sisa foto hasil jepretan sebelum masa #physicaldistancing
ini dengan dibumbui narasi yang sedikit menggugah untuk dibaca saya rasa itu
sudah layak di-publish. 😊.
"Satu
peluru bisa menembus satu kepala, satu kata bisa menembus jutaan kepala" -
Sayyid Quthb
Sidoarjo,
2 April 2020 || Budi Setiawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar