Senin, 06 April 2020

IKUTI WEBINAR: Upaya Produktif di Masa Pandemik


[ JJB ke #29 Series: #LiterasiLawanPandemi ]

Sumber: Foto pribadi
Work From Home (WFH) adalah salah satu himbauan pemerintah dalam rangka memutus rantai penyebaran virus Covid-19. Tak hanya para pekerja saja yang dihimbau untuk bekerja dari rumah, pelajar dan mahasiswapun juga dianjurkan untuk belajar dari rumah. Begitu pula dengan umat bergama juga dihimbau untuk beribadah di rumah. Upaya ini dilakukan guna untuk mendukung kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Hastag #diRumahAja pun menjadi viral di dunia maya.

Kondisi ini bisa jadi menyenangkan untuk sebagian orang, tapi bisa juga menjadi momok bagi orang lain. Ini adalah sebuah pola kerja yang relatif baru dan akan menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian orang. Di tengah ketidakpastian kondisi di luar rumah, saat kita stay #diRumahAja diharapkan agar kita tetap produktif. Banyak cara dan banyak jalan untuk menjadi lebih produktif, salah satunya adalah mengikuti Webinar. Apa itu Webinar? F.Y.I Webinar berasal dari dua kata, yaitu Web dan Seminar. Jadi Webinar adalah suatu seminar, presentasi, pengajaran dan workshop yang dilakukan secara online.

Weekend day kemaren, Minggu (5/4), Mata Garuda LPDP bekerjasama dengan PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) Dunia menggelar seminar online di aplikasi Zoom. Acara tersebut bertajuk, “Solusi Ekonomi yang Efektif untuk Penanganan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.” Mata Garuda merupakan wadah bagi keluarga besar alumni dan wardee beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) RI.

Gambar: Poster acara

Seminar online ini diikuti oleh kurang lebih 500 peserta (mahasiswa dan umum) yang tersebar dari berbagai penjuru negeri. Webinar tersebut menghadirkan narasumber dari beberapa tokoh nasional seperti: Sandiaga Uno (Pengusaha Indonesia), Prof.dr.Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH (Ketua Perkumpulan Ahli Ekonomi Kesehatan Indonesia), Prof.Dr.Didik J.Rachbinni (Ekonom dan Pendiri INDEF), Hidayat Amir,Phd (Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro (PKEM) Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan RI dan Putri Viona Sari,Sgz.,MSc (Awardee LPDP, Global Health Policy, Researcher, University of Edinburgh, Inggris). Serta di moderatori oleh Arip Muttaqien, PhD (Alumni LPDP, PhD in Economics Maastricht University, Belanda).

Dalam pembukaannya, moderator, mas Arip Muttaqien memaparkan kondisi pemerintah yang telah menetapkan stastus Kedaruratan Kesehatan Masyarakat COVID 19 dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Selain itu, realokasi anggaran harus dilakukan untuk menghadapi dampaknegatif COVID-19 terhadap perekonomian. “Bagaimana dampak dari kebijakan tersebut terhadap penanganan COVID 19 di Indonesia? Dan apa saja respon masyarakat terhadap situasi ini?,” Begitu pengantar pertanyaannya yang kemudian mempersilahkan satu persatu narasumber untuk memaparkan materinya.

Berikut Pemaparan dari Beberapa Pemateri Webinar:

Beberapa poin yang saya tangkap adalah pertama dari Prof.Didik. Beliau menyampaikan bahwa solusi ekonomi yang mendasar dalam hal ini adalah solusi kesehatan. Ekonomi tidak bisa apa-apa selain adanya kesehatan. Begitupun dengan mbak Viona, beliau mengatakan, “dalam mengambil solusi ekonomi, pemerintah harus memastika solusi tersebut ditangkap oleh masyarakat sebagai in the best interest of the people.” Artinya, harus berdasar demi kepentingan terbaik rakyat.

Lain halnya dengan bang Sandiga Uno yang lebih banyak berbicara tentang UMKM selaku sektor yang paling terdampak dan terhamtam oleh Covid 19 ini beserta kebijakan yang telah dilakukan pemerintah yang direalisaikan khususnya dari segi bantuan tunainya melalui Program Keluarga Harapan dan Kartu Pra Kerja. Menurutnya, dengan adanya COVID-19 ini seakan lebih mempercepat adanya era Industri 4.0, seperti meningkatnya perilaku belanja masyarakat di E-commerce.

Gambar: Sandiga Uno sedang memberikan materi di Webinar Mata Garuda LPDP


Sedangkan Prof.Thabrany dalam kesimpulannya menyampaikan bahwa eksternalitas covid 19 terhadap ekonomi sangat besar, terlalu dini untuk menghitung untuk menghitung dampak final saat ini. “Hikmah di balik pandemi ini adalah kini kita sadar: sistem kesehatan lemah, dana tabungan (jaminan sosial) terlalu kecil, dan sistem ekonomi kita lemah. Saatnya melihat peluang seperti inovasi merancang dan mengembangkan bisnis bidang kesehatan, e-commerce, daring, digital, riset obat, vaksin, dan penguatan sistem kesehatan dan sistem ekonomi.

Terakhir dari pak Hidayat Amir, Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro dan Kebijakan Fiskal Kemeterian Keuangan tersebut lebi banyak menerangkan tentang kebijakan ekonomi dalam rangka penanganan covid-19 yang dilakukan pemerintah. Seperti misalnya menerangkan tentang PERPPU No.1/Tahun 2020 yang di dalamnya termasuk untuk mengakomodasi tambahan belanja dan pembiayaan pemerintah sebasar Rp 405,1 triliun. Diantaranya mencangkup:

1). Intervensi penanggulangan covid-19 (Rp 75 T)
2). Perluasan Social Safety Net (Rp 110 T)
3). Dukungan dunia usaha (Rp 70,1 T)
4). Pembiayaan dalam rangka mendukung Program Pemulihan Ekonomi Nasional (Rp 150 T)

Belajar dari Webinar ini, saya jadi sadar bahwa ternyata masih banyak hal yang belum saya ketahui yang pada akhirnya menjadi sedikit terang. Saya sendiri sangat mengapresiasi panitia penyelenggara (Mata Garuda LPDP dan PPI Sedunia) yang telah menyelenggarakan webinar sekeren ini. Pada dasarnya, kesadaran karena ketidaktahuan lah yang mendorong kita untuk terus belajar dan berkembang. Hadirnya Covid-19 bukanlah suatu alasan untuk kita menghabiskan waktu #diRumahAja dengan bermalas-malasan apalagi hanya sekedar stalking ig mantan dan gebetan. Hikks!! Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk meng-up grade diri agar lebih produktif, ikut Webinar salah satunya.

“Maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.” (QS.Al-Insyirah ayat 7)

Sidoarjo, 6 April 2020 || Budi Setiawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar